Sleman Segera Miliki Factory Sharing Pengolahan Susu Berbasis Industri
SLEMAN – Kabupaten Sleman akan segera memiliki factory sharing pengolahan susu berbasis industri yang dibangun di Kantor BP4, Kapanewon Pakem. Ini nantinya akan dikelola komersil oleh koperasi dan dijalankan menjadi maklon atau tempat membuat produk olahan bagi peternak sapi perah maupun peternak susu kambing.
Sebagai informasi bahwa factory sharing ini merupakan upaya pemerintah dalam rangka mengkonsolidasi pelaku UKM sejenis yang dikumpulkan melalui koperasi. Sehingga secara bersama-sama mereka mampu menaikan skala produksi yang mendukung ke arah peningkatan usaha atau naik kelas.
Dalam kunjungannya beberapa waktu yang lalu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, nantinya para pelaku usaha ini bisa memiliki brand bersama atau dengan brand sendiri-sendiri. Namun demikian ia berharap agar nantinya para pelaku usaha ini akan bergabung dengan koperasi dan memiliki brand bersama.
Menurut Teten, selama ini kecenderungan UKM adalah usahanya berskala kecil dengan produksi terbatas namun memiliki brand sendiri-sendiri. Terlalu banyak brand dengan tingkat produksi skala kecil justru tidak efisien karena persaingannya berada di kalangan antar UKM itu sendiri.
Padahal, untuk membuat brand image membutuhkan biaya yang mahal.
Oleh sebab itu, dirinya memiliki ide agar usaha mikro yang memiliki produk sejenis, dikonsolidasi lalu diagregasi melalui koperasi yang mengelola rumah produksi bersama.
Di dalamnya, pelaku UKM bisa memiliki brand tunggal yang dikelola bersama-sama. Hal ini pula yang dilakukan oleh koperasi-koperasi di luar negeri.
Seperti sektor agro yang sebelumnya peternak sendiri-sendiri atau koperasinya kecil-kecil kemudian dimerger atau digabungkan menjadi koperasi kelas dunia.
Melalui factory sharing, pelaku UKM diharapkan tidak terus menerus terperangkap dalam skala ekonomi mikro.
Caranya diagregasi sesama pelaku usaha mikro sejenis.
“Membangun lewat koperasi sehingga kalau usahanya bisa bagus dengan begitu bisa meningkatkan kualitas produksinya, bisa menguasai bulu hilirnya, sehingga efisiensi kolektifnya dapat, termasuk juga benefit kolektifnya juga dapat,” kata dia.
Adapun factory sharing pengolahan susu di Pakem ditargetkan rampung November 2023 mendatang. Pabrik tersebut berkapasitas produksi sekira 10.000 liter susu, baik sapi maupun kambing.
Bahan baku susu dari peternak tersebut diolah dengan teknologi modern menjadi produk minuman susu dengan kemasan baik.
Tingkat higienitasnya juga diperhatikan.
Menurut Teten, DED pabrik berikut peralatannya sudah dikonsolidasikan langsung dengan Badan standarisasi nasional maupun BPOM, sehingga nantinya akan memudahkan dalam produksi maupun pengurusan izin edarnya.
“(Pabrik) Akan mulai dibangun ini dan selesai kita targetkan November. Ya, tahun ini kita harapkan selesai,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sleman, Haris Martapa, menyambut baik rencana Kementerian Koperasi dan UKM membangun factory sharing di wilayah Sleman.
Sebab, di Sleman ada empat Kapanewon yang merupakan penghasil susu yaitu Pakem, Cangkringan, Turi, dan Tempel.
Menurut dia, luas lahan yang disiapkan untuk membangun pabrik seluas 5000 meter persegi.
“Pada tahap awal Kementerian akan membangun fisik dan non-fisik atau dengan totalnya Rp8 miliar,” kata Haris.
Saat ini, seiring dengan proses pembangunan gedung pabrik, pihaknya mulai menyiapkan pelaku usahanya.
Saat ini sudah 144 yang ditraining untuk bisa berkolaborasi di factory sharing tersebut.(*)
0 Comments